Nggoleki Blog Iki

Sabtu, 05 Maret 2011

Blog Curhat

Jam waker kecil di meja kamarku berbunyi, menunjukkan pukul 5.
“hoooaaahhmm”
Sebenarnya aku masih ngantuk, tapi mau bagaimana lagi. Hari ini sudah bukan hari libur lagi, tepatnya setelah liburan sekolah semester . Aku, Ririn. Malas melihat orang yang kusukai bermesraan dengan cewek lain. Dari kabar yang kudengar, Dito menembak seorang cewek. Dan tak lain adalah sahabatku sendiri. Saat bertemu mereka, sikapku biasa saja. Akan tetapi didalam hatiku seperti mau meledak melihat mereka!
“Rin! Sudah bangun belum?”kata ibuku.
“iya.. aku sudah bangun” kataku
Jam 06.30, segeralah aku berangkat. Seperti biasa, aku melihat Dito dan Karin sedang jalan bareng.
“Rin!” teriak Karin
“ciiee.. pagi-pagi udah mesra” balasku
“udah ah.. bikin malu aja kamu Rin” malu Karin
Bel tanda masuk kelas sudah berbunyi. Kelas 8C, dimana aku dan Dito belajar. Sedangkan Karin berada di kelas 8A. dia memang pintar, pantas saja Dito suka padanya. Sudah cantik, pintar, juga baik. Itulah yang aku cemburui, aku merasa kalah darinya. Dikelaspun Dito tidak pernah bicara denganku, paling-paling juga jawabnya dikit doang. Hidupku sangat berat. Aku hanya bisa melihatnya dari belakang tempat duduk, itu sudah cukup.
“Karin! Pulang bareng yuk!” teriakku
Tiba-tiba, Dito keluar dari kelas.
“Ah… nggak bias, kami mau apel hehe, iya kan Dit?” balas Karin
“iya” jawab Dito
“ooh.. ya udah. Dadah!” kataku sambil tersenyum
Sakit hatiku mendengarnya, aku pulang sambil bengong. Taunya udah sampai rumah.
“cklek”
“tidak ada orang dirumah ya?” batinku
Aku langsung naik ke kamarku, kubuka laptop yang dibelikan ayahku satu tahun yang lalu sebelum dia meninggal. Sedih rasanya mengingat kejadian itu, aku selalu ingin menangis saat teringat dengan almarhum ayahku. Dia meninggalkaku, kakakku, dan ibuku 7 bulan yang lalu karena dia menderita kanker paru-paru yang sudah akut. Karena itu, kakakku dan ibuku bekerja membanting tulang untuk menutupi sema kebutuhan ekonomi kami. Galang, kakakku yang kuliah di Semarang sambil bekerja paruh waktu. Sedangkan ibuku, dia berjualan di kios yang ia bangun 2 bulan yang lalu.
“haaah… bosen juga di rumah” gumamku
“nge blog dulu aja ah” pikirku
Isengnya, aku membuat blog untuk mendengarkan keluh kesah orang lain. Aku tidak pernah sekalipun curhat atau apapun semacamnya. Makanya, itu tujuanku membuat blog ini. Membantu otang yang sedang bingung dengan member saran, semoga saja ini dapat membantu.
“ah.. ada!” teriakku
“numpang curhat, cewekku itu orangnya egois. Apapun yang ia mau, aku harus mengabulkannya. Tapi, setelah itu dibuang. Saat itu aku benar-benar marah sampai aku memarahinya. Dan sekarang dia lagi ngambek. Terus gimana sarannya nih? Mohon bantuannya!” kata post yang ada di blogku
“gimana ya… kalau emang gitu. Pantes buat di tegasin, tapi jangan keterlaluan. Oh iya.. dia lagi ngambek ya? Ngomong aja sejujurnya sama dia. Ungkapin perasaanmu itu, nanti dia juga ngerti kok. Mood cewek itu kadang-kadang berubah, jadi pasti saat ini dia lagi menantikanmu. Dia lagi kesepian tuh… selamat berjuang! #semoga bisa membantu ^^.” balasku bi blog
Aku terus memberi pendapat, ketika ada post masuk. Melelahkan tapi mengasyikkan. Sampai pada suatu hari, aku membuka blogku. Ada post masuk, ketika aku membacanya aku sempat meneteskan air mata.
“hai.. mohon bantuannya ya. Aku suka pada cowok satu sekolahanku, tapi aku malu untuk menyatakan perasaanku. Sampai suatu ketika, sahabat terdekatku curhat, dia menyukai cowok yang juga aku sukai. Tanpa memikirkan perasaanku, aku membantunya untuk bias dekat dengan cowok itu. Jadi apa yang seharusnya aku lakukan sekarang? Aku bingung. Mohon sarannya ^^.” Post di blog
“apa sih.. hiks.. jadi dulu aku seperti ini ya? Hiks…” aku menangis dengan bayangan Dito yang sekarang ada di benakku. Kemudian aku membalas postnya dengan mata yang berkaca-kaca.
“sebaiknya ungkapin perasaanmu itu pada cowok itu, sebelumnya kamu juga harus ngomong pada sahabatmu, kalau kamu suka padanya. Setiap orang berhak menyukai siapapun. Walaupun kamu ditolak, setidaknya kamu berani bicara. Daripada tidak kamu sampaikan seumur hidupmu, rasanya hati ada yang janggal. Jangan sampai kamu menyesal pada akhirnya! ^^.” Balasku
Air mataku tidak bisa di bendung lagi. Setiap tetesan air mataku ini adalah sebuah penyesalan yang aku lakukan. Aku sudah tidak kuat lagi. Ya Allah… apa yang harus aku perbuat?.
Paginya, kedua mataku terlihat bengkak. Sampai-sampai ibuku melihatku seperti aku ini adalah maling jemuran.
“kenapa kamu Rin?” Tanya Karin
“nggak papa, lagian mana Dito? Biasanya kan kamu bareng dengannya.” Tanyaku
“hmm…. Aku lagi bertengkar sama dia.” Jawab Karin dengan santainya
“apa!? Emangnya kenapa?” tanyaku
“masa dia lebih mentingin kegiatan eskulnya daridapa aku!” kesal Karin
“ya elaah… kan sebentar lagi ada pertandingan basket. Maklumi sedikit dong.” Saranku
“hah! Apa sih… emangnya aku apa’an, disbanding-bandingin sama basket” teriak Karin
“yah.. terserahlah” balasku
Di kelas, seperti biasa Dito yang pendiam itu tidak berkata sepatah katapun. Aku sempat kesal dengan sifatnya itu. Yah.. tapi apa boleh buat, dia juga bukan apa-apa bagiku.
Laptop itu kubuka kembali saat pulang sekolah di kamar ku yang nyaman ini.
“ah ada post masuk lagi!”teriakku
“mohon sarannya, saat ini aku sedang berpacaran, tetapi perasaanku saat ini dia bukanlah orang yang tepat buatku. Jadi bagaimana seharusnya? ^^” post di blog
“ehm…. Dengan kata lain kamu udah nggak suka sama dia? Kalau emang gitu, putus aja. Tapi dengan cara baik-baik. Dan carilah cinta yang baru ^^, terkadang cinta nggak datang dengan sendirinya, carilah cinta itu! Jangan nyari ke dukun ya? Hehe” balasku
“ah.. ada balasan lagi, emm… dari yang tadi, Ed_Chuk!”teriakku
“haha.. ya nggak lah, syirik itu. Emm.. tapi cara mutusinnya gimana? Aku nggak tau caranya. Aku ini tipe pendiam, harus siap-siap mental dulu! Haha” kata Ed_Chuk
“hadududu~ yah.. mau gimana lagi, kalau diterusin kalian yang bakalan sakit #jika sakit berlanjut hubungi dokter.” Candaku
“jiakakak… sarap luh! Aku bingung mesti gimana.. ya udah deh besok aku coba. Nanti aku kabarin lagi ^^ thanks sarannya dan hiburannya! ^^”
Hal itu berlanjut selama berjam-jam. Sepertinya aku sudah nyaman dengan Ed_chuk ini. Asyik sekali, sampai-sampai aku lupa pada seorang Dito!
“tok tok tok!”
“cklek”
“eehh~ Karin ayo masuk!” sapa ibuku
“makasih tante, Ririnnya ada?” Tanya Karin
“iya.. ada di kamarnya, naik aja” balas ibuku
“Ririn~” teriak Karin
“iya.. masuk” kataku
“ke warnet yuk, aku mau ngerjain tugas nih” ajak Karin
“oke, aku ganti baju dulu ya” balas Ririn
“sip sip sip” kata Karin
Kami berjalan ke warnet yang jaraknya sekitar 200 meteran dari rumahku. Ketika sampai di warnet itu, aku menungguinya sambil membaca komik Bakuman. Sampai suatu ketika Karin menemukan blog ku.
“eh.. Rin, lihat deh. Blog apa’an nih? Blog buat curhat nih. Aku coba nge post deh” riang Karin
“aduh gawat” batinku
“sebaiknya jangan Rin, mungkin saja ini blog buat ngisengin orang. Kalau kamu kenapa-napa gimana donk!” khawatirku
“hahaha.. ada-ada saja kamu ini Rin. Nge post dulu ya, nggak usah khawatir!” kata Karin
Aku hanya gugup, deg-degan nggak karuan. Gimana nih, pikirku. Diperjalanan pulang sampai kerumah, pikiranku dipenuhi dengan rasa khawatirku. Arrgghh… aku nggak sanggup! Waktu aku membuka laptopku, tanganku gemetar.
Dan post yang dikirim Karin adalah, mengenai Dito!
“mau curhat nih… aku lagi bertengkar sama cowokku. Dia lebih mentingin kegiatan eskulnya. Aku sebel banget, apa sih yang ada dipikarannya. Aku udah nggak betah lagi sama dia. Seharusnya aku gimana?” post Karin
“aduuh… emang udah kebiasaan cowok begitu. Kamu masih suka padanya? Seharusnya kamu lebih bersabar, kalau udah nggak lagi. Sebaiknya kamu PUTUSkan saja dia! ^^” balasku
Klik! Tombol kirim sudah aku tekan. Gimana ya? Sebenarnya aku masih mangharapkan Dito. Paginya disekolah aku bertemu Karin dan Dito sedang berangkat bareng. Sepertinya mereka nggak putus, aku kecewa. Aku jahat sekali, aku menginginkan mereka putus karena keegoisanku. Saat dikelas, aku menemukan handphone Dito tertinggal di lacinya. Saat itu aku sedang piket sepulang sekolahnya. Aku penasaran ingin membukanya, waktu aku buka handphonenya, layarnya tertulis blog curhat. Aku kaget sampai nggak bisa bergerak.
“jadi yang megirimkan post ke blog ku sebagai Ed_chuk ini Dito?” kataku
“apa!? Jadi itu blog mu!?” teriak Dito tiba-tiba dari pintu.




BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar