Nggoleki Blog Iki

Sabtu, 05 Maret 2011

Blog Curhat part 3

Di kelas, Dito kelihatan berbeda. Sesekali dia menoleh ke arahku, apa sih yang aku pikirkan? Aku terlalu senang, tapi disisi lain aku seperti buronan yang dikejar polisi. Rasa takut, gelisah yang selalu menghantuiku. Apa aku harus jujur pada Karin?
Aku dan Dito menjalani hari-hari layaknya orang pacaran tanpa kepikiran akan suatu hal, yaitu Karin. Sampai suatu hari, Karin memergoki aku jalan berdua dengan Dito.“ja.. jadi kalian, selama ini”kata Karin“ka..karin, dengar dulu penjelasanku!”jelasku“penjelasan? Hal ini udah jelas! Kamu pacaran sama Dito” kata Karin“kamu sama sekali nggak berubah, tetap saja egois” kata Dito“Dito, udah!”teriakku“kalian pengkhianat!” teriak Karin yang kemudian pergi“hiks.. hiks, ini semua karena kesalahanku. Andai saja aku nggak… uh” kesalku“udah, jangan selalu menyalahkan dirimu sendiri” tenang Dito“i..iya”jawabkuEsok paginya, Karin tidak menyapaku sama sekali. Dia cuek sama aku, wajar sih. Aku ingin minta maaf sama dia, tapi aku harus malakukan apa agar Karin memaafkanku?“Karin!”teriakku“ada apa? Kurang puas nyakitin aku?” sentak Karin“ng… maaf”kataku“apa dengan maaf kamu bisa tenang? Iya!?”sentak Karin“lalu, apa yang harus aku perbuat agar kamu memaafkanku!” teriakku“perbuat? Tentu saja kamu harus mutusin Dito! Agar kita impas”balas Karin“ma..mana bisa a..aku melakukan itu”kataku“sudah kuduga! Kau ini terlalu penakut! Mana mungkin kamu bisa melakukan hal itu!?”teriak Karin“Ba..Baiklah! akan aku lakukan!”teriakkuDan hari dimana aku memutuskan hubunganku dengan Dito pun tiba. Aku nggak tau harus ngomong apa sama dia, yang jelas aku sedih banget. Nyesel aku nerima permintaan Karin. Aku hanya bisa menangis.“Di..Dito, maaf ya”kataku menangis“kenapa Rin?”heran Dito mengelap air mataku“kita pu.. pu.. putus saja ya.. hiks”kataku“ha? Kenapa tiba-tiba…”jawab Dito“ini semua demi Karin, aku juga harus merasakan apa yang Karin rasakan”jelasku“apa sih maksudnya! Aku nggak ngerti, pasti ini semua ulah Karin!”kata Dito“nggak! Ini kemauanku sendiri!”jawabku“……….” Dito terdiam“selamat tinggal Dito, ini akan menjadi kenangan terakhirku bersamamu”kataku sambil memeluk Dito“jangan pernah pergi dariku! Hampir 1 tahun aku menunggumu. Aku nggak mau kehilanganmu, dan perjuanganku menjadi sia-sia”jawab Dito yang memelukku dengan erat“udah Dit, lepaskan tanganmu. Sekarang akan kulepaskan tentang dirimu dari pikiranku” jawabku sambil tersenyumAku pergi meninggalkan Dito yang berdiri sendiri di danau yang tempo kemarin kami datangi. Aku nggak akan menyesali perbuatanku ini, demi Karin.Selama tiga hari ini, aku tidak bicara pada Karin maupun Dito. Seperti awalnya, aku hanya bisa melihat punggung Dito yang sedang belajar itu. Hari demi hari aku jalani dengan kesendirian, apa mungkin ini karma? Atau jalan yang harus aku tembuh?. Sampai pada suatu hari, aku melihat Karin di pusat perbelanjaan bersama seorang cowok. Aku terus mengikutinya, sampai melupakan pesanan ibuku.“oh… jadi selama ini kamu bohong padaku Rin!” kataku“kenapa kau bisa ada disini?”kata Karin“kenapa? Aku melihatmu dengan cowok ini! Kenapa kau minta aku putus dengan Dito? Kamu nggak suka pada Dito?” Tanyaku“hha.. bodoh! Mana mungkin aku suka pada cowok yang mengkhianati aku! Kau saja yang bodoh mau melakukan apa yang aku suruh!”jawab Karin“pllaak!! Bodoh! Karin bodoh!” sentakku sambil menamparnya“dasar orang nggak tau diri!”teriak KarinAku berlari dan berlari sejauh mungkin. Dan sampailah aku pada danau itu, mungkin kalau aku berlari lebih jauh lagi, tersesat kali ya. Di danau itu aku menangis sekencang-kencangnya.“huwwaaaa! Bodoh! Bodoh! Aku bodoh!” tangisku“Karin bodoh! Dito bodoh!!” teriakku“hiks hiks” aku menangis, namun tiba-tiba…“siapa yang kau bilang bodoh!” kata Dito“Di.. Ditooo… aku suka Dito! Apapun yang terjadi aku suka pada Dito!” teriakku“jangan teriak-teriak juga aku sudah dengar bodoh!”jawab Dito“maafin aku Dito, aku salah sudah memutuskanmu!”jelaskuDito berjalan kearahku, dan memelukku. Tangannya yang besar dan hangat itu membuatku tenang berada dalam pelukannya. Aku kangen sekali masa-masa indah bersama Dito seperti sekarang ini.“aku juga suka padamu Rin, aku kangen sekali”kata Dito“haha.. aku juga!”kataku“jangan sekali-kali kau panggil aku bodoh!” kata Dito“ha? Maaf!” jawabku“yang boleh menyebutmu bodoh dan menyentuhmu hanya aku seorang. Kau mengerti!” jelas Dito“Yes Sir!”teriakkukami berpelukan di pinggir danau sampai hujanpun turun. Dan masa-masa seperti itu akan tetap berlanjut hingga akhir hayatku.“aku suka Dito!”“aku juga suka Ririn!”

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar