Nggoleki Blog Iki

Selasa, 08 Maret 2011

After A Thousand Night

Hari ini pun dia tidak melirikku sama sekali, apa Gilang tidak memperhatikanku? Hari yang suram ditemani langit jingga. Waktu menuntut ilmu di sekolah sudah habis Aku seperti tidak mau melepas pandanganku darinya. Yah apa boleh buat, toh besok aku bisa memandangnya sepuas hatiku.
Esoknya,

“gimana laporannya Bel?” kata Ricky, sahabatku
“udah, tenang aja” kataku mencari di dalam tas
“mana?” Tanya Nita
“ah! Aku lupa bawa!” kagetku
“aku juga buat laporan kok, tenang aja. Nih…” kata Gilang
Gilang memang penyelamatku! Tugas kelompok ini membawa berkah bagiku, bisa makin dekat dengan Gilang. Di dunia yang luas ini pun aku tidak bisa megekspresikan kegembiraanku dihadapanmu. Itu sebabnya aku hanya tersenyum memndamnya di hatiku yang paling dalam.
Kemudian tiba-tiba saja temannya Gilang, Tio, menanyainya saat aku lewat koridor sekolah.
“Gil, sepertinya si Dila suka sama kamu deh” kata Tio
“nggak minat ah” sahut Gilang
“kamu suka sama siapa sih?” Tanya Tio penasaran
“kamu juga tau sendiri kan” kata Gilang
“Gilang menyukai seseorang?” batinku
“Bella!, ke kantin yuk!”teriak Dila
“iya!” balasku sedikit lesu
Gilang suka seseorang? Nggak mungkin. Jadi aku sudah ditolaknya secara halus donk! Sepertinya aku harus menyatakan perasaanku sama dia. Apa dia mencintaiku atau tidak, besoklah jawabannya!
Hari telah berganti, mataharipun sudah menampakkan kehidupannya. Segeralah aku ke sekolah. Seperti biasanya, Gilang nggak menoleh sedikitpun!. Apa yang dipikirkannya ya? Apa mungkin, dia lagi mikirin seseorang yang di sukainya?
Teng.. teng.. teng.. bel tanda berakhirnya pelajaran.
“Gilang!” teriakku
“ya?” jawab Gilang
“ada yang mau aku bicarakan, aku tunggu di belakang sekolah ya!”kataku
Ah.. gimana nih? Aku sudah terlanjur bicara! Di belakang sekolah itu, perjuanganku baru dimulai.
“Ada apa?” Tanya Gilang
“A.. Aku…” kataku terbata-bata
“A.. aku menyukaimu!” teriakku
“……” Gilang hanya diam saja
“di..dijawab besok juga boleh kok!” kataku
“maaf.. aku nggak bisa menerima perasaanmu itu. Aku menyukai seseorang” kata Gilang
“a..apa? siapa?” tanyaku
“aku nggak bisa ngasih tau” jawab Gilang
“tapi! Walaupun kamu menyukai siapapun, aku tetap akan menyukaimu, mencintaimu! Bahkan jika aku terluka,atau sakit aku akan mengatakan ‘aku mencintaimu’ kepada orang yang aku cintai!” kataku
“…….” Gilang hanya diam
“teriam kasih.. ya” kataku ingin menangis
Aku meninggalkan Gilang sendirian di belakang sekolah. Seolah bayangannya menghilang dari pandangaku, bukankah ada banyak hal di dunia ini yang berubah. Benar, hanya kenyataan yang mengatakan aku mencintaimu.
“hah! Acara di TV pun nggak mutu!” keluhku
“jangan salahkan TVnya donk!” kata kakakku
“huh! Biarin!” kataku
Tugas menggunung, ditambah lagi dengan pikiran kacauku ini.  Biarpun selalu berpapasan di depannya, aku seperti memiliki mata pengecut. Yang hanya bisa melihat dan tidak bisa berkata jujur.
Tidak ada cara lain, selain aku membiarkan dia lewat begitu saja dengan cueknya. Itulah yang kurasakan, sakit didalam hati. Walaupun sudah kucoba melupakannya, tetapi kita nggak bisa melupakan seseorang dengan mudahnya kan?
“aku masih penasaran dengan orang yang disukai Gilang” kataku
“kamu nggak tau ya?” kata Ricky
“nggak.. kamu tau!?” tanyaku
“sama donk, haha” canda Ricky
“ah nggak lucu tau!”kataku
ingin dicintai, tapi kenapa seseorang yang aku cintai mencintai orang lain? Apa kebenaran bisa diubah? Kalau bisa, tolong rubah. Agar aku nggak sesakit ini. Saat ini hanya hujan yang mau mengerti perasaanku, tidak seperti yang lain. Hujan menemaniku setiap kali aku menangis. Tapi aku ingin melewati seribu malam yang tak pernah usai ini dengan alasan aku mencintaimu. Apa itu salah?
Sepertinya Gilang belum pacaran. Apa dia takut mengatakan perasaannya? Aku penasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar